Sibuk dengan Urusan Orang Lain, Tapi Lupa dengan Aib Sendiri
Orang yang paling mengetahui karakter dan perbuatan kita adalah diri kita sendiri. Jika kita mengevaluasi diri dengan objektif akan didapatkan banyak kekurangan dan kesalahan.
Orang yang beruntung adalah orang yang mengenali dengan baik kekurangan dirinya lantas sibuk memperbaiki diri.
- Dia sibuk menangisi dosa-dosanya
- Dia sibuk membersihkan hatinya dari dosa-dosa hati semisal membanggakan diri, sombong dll
- Dia sibukkan dirinya dengan peningkatan kuantitas dan kualitas ibadahnya
- Dia sibukkan dirinya untuk meningkatkan kualitas adab dan akhlaknya kepada orang tuanya, suami atau istrinya, saudara, tetangga dan kawan-kawannya.
- Dia akan menyibukkan diri dengan kuantitas dan kualitas dari bacaan dan hafalan al-qur’an
- Dia akan asyik dengan seberapa banyak hadist yang telah dibaca, diketahui dan dihapal.
- Dia akan asyik dengan buku-buku agama dan bacaan bermanfaat yang belum tuntas dibaca.
Demikianlah kondisi manusia mulia.
Orang yang paling banyak kesalahan adalah orang yang paling banyak memikirkan, mencari dan mengamati kemudian membicarakan kekurangan-kekurangan orang lain.Setelah itu dia lupa serta pura-pura tidak tahu dengan kekurangan diri sendiri.
Jiwa yang tidak berkualitas berupaya menutupi kekurangan diri sendiri dengan membicarakan dan menonjolkan kekurangan orang lain.
Sedangkan jiwa yang berkualitas akan sibuk dengan kekurangan dirinya sendiri dan memperbaikinya dan memberi apresiasi semua orang yang melakukan karya yang bermanfaat.
Jiwa yang unggul menyadari bahwa semua orang itu memiliki kekurangan termasuk dirinya.
Sebagaimana dirinya memiliki mata dan lisan untuk membicarakan kekurangan orang lain, orang lain juga memiliki mata dan lisan yang bisa digunakan untuk melihat dan membicarakan kekurangan dirinya.
Semoga Allah memudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini untuk menjadi orang yang unggul dan berkualitas yang sibuk dengan aib dan kekurangan diri sendiri, aamiiin.
Ustadz Aris Munandar, hafizhahullah