Menjalin Komunikasi Lebih Baik Bersama Anak
Menjalin Komunikasi Lebih Baik Bersama Anak. Soal komunikasi, kasih sayang, keinginan untuk mendengarkan suara hati anak, atau bentuk pendampingan lain untuk mengarahkan mereka, tentu kita pernah melakukannya. Bagi yang belum, tidak ada salahnya untuk mulai mencoba. Hanya saja, kadang muncul kesan berbeda dari mereka.
Misalnya, sambutan yang kita berikan kepada anak kita ketika ia pulang sekolah. Kadang akan mendapat tanggapan yang tak sepadan dengan niat awal kita. Coba kita perhatikan percakapan antara Ibu dan Anaknya berikut ini.
“Kamu sudah pulang, Nak?” sang Ibu bertanya. “Ya sudah pulang lah..” jawab si Anak ketus. “Hari ini, ngapain saja di sekolah?” susul Ibunya. “Nggak. Tidak ada. Sekolah bikin capek saja.” Jawabnya datar. Lalu Ibu bertanya menggoda, “makan camilan apa tadi?” “Lupa”, jawab si Anak sambil melenggang masuk ke kamarnya.
Menjalin Komunikasi Lebih Baik Bersama Anak. Pernahkah Anda mengalami situasi seperti ini? Coba bandingkan dengan kisah berikut, sama-sama menyambut anak pulang dari sekolah.
Mendengar ada langkah kaki yang tidak asing, Ibu buru-buru ke luar rumah dan menyambut anaknya yang baru saja pulang sekolah dengan penuh kelembutan, “Eh… anak Bunda yang shalih sudah pulang. Coba sini, hari ini adik pasti bermain dengan sangat menyenangkan.” Sang Anak pun menyahut dengan penuh suka-cita, “Benar, Bunda!. Aku dan Indra bermain bola, asyik sekali. Sangat Asyik lho, Bunda.”
Ibunya menyambung, “Waah, hebat. Sayang bunda tidak ikut bermain.” “Tidak masalah, Bunda!. Lain kali, Bunda akan aku ajari!” sahut sang anak ceria.
Ada yang beda? Ya, tentu kita bisa merasakannya. Terjadinya perbedaan ini, tentu bukan hanya karena teknik berbicara yang berbeda, tetapi juga ada kaitannya dengan keakraban antara kita dengan anak-anak kita.
Menjalin Komunikasi Lebih Baik Bersama Anak — Berbicara dengan anak ada seninya. Diperlukan cara dan teknik tersendiri. Sebenarnya tidak terlalu sulit, asalkan kita mau menyelaminya dengan penuh kesabaran. Mau mencoba dan berusaha merubah peran kita.
Berperan menjadi seperti anak-anak. Masuk ke dalam dunia mereka. Membaur dengan mereka dan menggali apa yang mereka mau lalu mengarahkannya. Mengerti dan memahami taraf perkembangan anak sangatlah penting. Karena, jika kita selalu berbicara dengan kata-kata yang tidak bisa mereka pahami, maka bisa dipastikan komunikasi yang baik tidak akan terjalin.
Nah, cerita diatas hanyalah sebagai kisah singkat contoh komunikasi dengan anak. Selengkapnya, bisa dibaca pada buku “Menjadi Lebih Baik Agar Selalu Ditolong Allah“, karya Umar Hidayat.
Jadi penasaran deh sama bukunya. Kayanya cocok tuh buku jadi koleksi di pondok mengaji di tempat saya. Sehingga anak santri bisa mengambil pelajaran dari buku yang dibacanya.
Komunikasi itu memang penting. Sejak dini etika berkomunikasi sudah banyak diajarkan.
Boleh kak, semoga berjodoh dengan bukunya, ya. Kalau tidak, boleh saya kirim nanti, gratis hehe.
Setuju sekali. Bahasa dalam melakukan komunikasi efektif terhadap anak harus disesuaikan dengan usianya. Kalau perlu kenalan dengan teman-temannya agar dapat mengetahui apa yang mereka bicarakan.
Jadi, kepo-kepo dikit, asalkan tidak terlalu jauh melanggar rasa nyaman si Anak, gpp ya bun?
Betul sekali bunda, cara komunikasi sangat berpengaruh saya juga mengalami dengan anak pertama, saat minta tolong awalahnya hanya menyuruh, “Kak ambilkan bolpoin”, dia ga begitu semangat meskipun jalan, tapi ketika bahasa diganti hanya perlu tambahan dikit, di asemangat, “Kak, ayah minta tolong ambilkan bolpoin, ya”, dia semangat, tanya di mana, yang warna apa.
MasyaAllah, senang ya kalau sudah ketemu “triknya”, jadinya tidak hanya sekedar menyuruh untuk melakukan sesuatu, tapi juga mengajarkan hal baik lainnya untuk dijadikan sebagai contoh, nantinya.
Betul banget menjalin komunikasi yg baik sama anak tu bener bener butuh seni, apalagi kalau anaknya dah remaja hahha gak boleh langsung ngegas, sekali ngegas dia akan njauh dan males cerita cerita lagi
Setuju kak Icha. Waaah sepertinya sudah pengalaman nih, ya? hihihi.
Ngobrol memang kegiatan yg sederhana namun kaya manfaatnya ya kak. Kami sering sekali mengajak anak ngobrol. Hingga dia terbiasa menceritakan sendiri apa yg dialami tanpa kita awali dg obrolan
Waaaah senang, ya kalau sudah terbentuk kebiasan baik seperti itu. Semoga semakin terus terjalin komunikasi yang baik, ya kak.
Anak kalo sering di ajak komunikasi pasti jadi terbuka malahan tempat untuk curhat mereka adalah orang tua sendiri, tempat keluh kesah juga.. bukunya menarik judulnya tentang Menjadi yg lebih baik Agar selalu di tolong Allah
Keren banget Kak cuplikan ceritanya, jadi penasaran membayangkan anak saya nanti besar kalau diajak bicara gimana ya. Btw langsung meluncur ke tautan cerita yang disarankan. Makasih banget sudah merekomendasikan cerita ini Kak..
Berbicara dengan anak ada seninya, bismillah, semoga aku bisa terus dekat dengan anakku. Kadang suka worry hal kayak gini nanti kalau dia udah gede.